Ceritadari jamaah Majelis Rasulullah tentang Karomah Habib Munzir Al Musawwa Artikel dibawah ini awalnya, dari web pembaca blog saya. Kemudian si pemilik web, mas yogo saptono memberikan sumber aslinya dari milist MajelisRasulullah majelisrasulullah@ KisahDakwah Habib Said Albid. Posted on Maret 1, 2015 Desember 11, 2015 by ustadz Salim Al Haddar. Habib Umar bin Hafidz menceritakan: Saya mendapatkan cerita dari seseorang yang sudah lanjut usianya, telah meninggal 3 tahun yang lalu, ia tinggal di Uganda. Karomah KH. Hamid Pasuruan ; Seandainyaorang fasik dosanya sampai ke langit namun kemudian mau bertobat, pasti diampuni. Allah saja memberi harapan, mengapa kita tidak? KISAHKAROMAH HABIB MUNZIR. Subhanallah, Habib Munzir berdoa hujanpun berhenti Dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tanggal 24 Januari 2013 di Monas. Sekali layar terkembang, pantang surut asalamualaikum udah lama gak mapir ke Thread ini walapun gak tau Tsnya kemana :hammer: sedikit share dari bermanfaat petikan kisah Al-habib Munzir bin fuad al munsawa semoga di ridhoi Allah SWT. insya Allah saya panjang umur, saudaraku tercinta, boleh saya ceritakan mimpi saya sekitar 2 tahun yg lalu, saya melihat Rasul saw didalam kemah besar dan mewah, d mproQ. Cerita Karomah Kemuliaan Guru Mulia Al-Habib Munzir bin Fuad Al-Musawa 1. Al-Habib Munzir al-Musawa Tidak Memiliki Rumah Seseorang pernah bertanya kepada Habib Munzir “Wahai Habib, bukankah Rasul Saw. juga punya rumah walau sederhana?” Beliau Habib Munzir tertegun dan menangis, beliau berkata “Iya betul, tapi kan Rasul Saw. juga tidak beli tanah, beliau diberi tanah oleh kaum Anshar, lalu bersama-sama membangun rumah, saya takut dipertanyakan Allah kalau ada orang muslim yang masih berumahkan koran di pinggir jalan dan digusur-gusur, sedangkan bumi menyaksikan saya tenang-tenang di rumah saya.” 2. Perjumpaan Al-Habib Munzir dengan Wali Besar Tarim Seorang wali besar Tarim, salah satu guru al-Habib Umar bin Hafidz yang bernama al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur, saat al-Habib Munzir datang menjumpainya, maka al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur yang ketika itu usianya sudah tua renta langsung menangis dan berkata “Wahai Muhammad…! Saw.” Maka al-Habib Munzir berkata “Saya Munzir, nama saya bukan Muhammad.” Lalu al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur berkata “Engkau Muhammad Saw.!, Engkau Muhammad Saw.!” Maka al-Habib Munzir diam. Kemudian saat al-Habib Umar bin Hafidz datang maka segera al-Habib Abdul Qadir al-Masyhur berkata “Wahai Umar, inilah Maula Jawa Tuan Penguasa Pulau Jawa” Al-Habib Umar bin Hafidz pun hanya tersenyum mendengarnya. 3. Kesaksian Seorang Ibu dari Australia Jama’ah Majelis Rasulullah Saw. Kita saksikan, ke manapun al-Habib Munzir pergi pasti disambut tangis ummat dan cinta. Bahkan sampai ke pedalaman Irian, ongkos sendiri, masuk ke daerah yang sudah ratusan tahun belum dijamah para da’i, ratusan orang yang sudah masuk Islam di tangan al-Habib Munzir, banyak orang bermimpi Rasul Saw. selalu hadir di majelisnya. Dikisahkan bahwa ada seorang ibu-ibu dari Australia yang selalu mimpi jumpa Rasulullah Saw. Ia sudah bai’at dengan banyak thariqah, dan 10 tahun ia tak lagi bisa melihat Rasul Saw. entah kenapa. Namun ketika ia hadir di Majelis al-Habib Munzir tepatnya yaitu saat Majelis Rasulullah Saw. Digelar di Masjid Almunawar, ia bisa melihat lagi Rasulullah Saw. Maka si ibu itu berkata ”Sungguh Habib yang satu ini adalah Syeikh Futuhku, dia membuka hijabku tanpa ia mengenalku, dia benar-benar dicintai oleh Rasulullah Saw.” Lalu kabar tersebut disampaikan kepada al-Habib Munzir, dan beliau hanya menunduk malu. 4. Al-Habib Munzir Saat Diminta Mendoakan Al-Habib Umar Maulakhela Ketika banyak orang yang meminta supaya al-Habib Umar Maulakhela didoakan agar sembuh dari sakitnya, maka beliau al-Habib Munzir dengan tenang menjawab “Al-Habib Novel bin Jindan yang akan wafat, dan al-Habib Umar Maulakhela masih panjang usianya.” Benar saja, keesokan harinya al-Habib Novel bin Jindan wafat, dan al-Habib Umar Maulakhela sembuh dan keluar dari opname. 5. Al-Habib Munzir Saat Diminta Mendoakan Al-Habib Anis Al-Habsyi Ketika al-Habib Anis al-Habsyi Solo sakit keras dan dalam keadaan kritis, orang-orang mendesak al-Habib Munzir untuk menyambangi dan mendoakan al-Habib Anis, maka beliau berkata pada orang-orang dekatnya bahwa al-Habib Anis akan sembuh dan keluar dari opname, Insya Allah kira-kira masih sebulan lagi usia beliau. Betul saja, al-Habib Anis sembuh, dan sebulan kemudian wafat. 6. Kejadian Hendak Meletusnya Gunung Papandayan Ketika Gunung Papandayan bergolak dan sudah dinaikkan posisinya dari siaga 1 menjadi “Awas”, maka al-Habib Munzir dengan santai berangkat ke sana. Sesampainya ke ujung kawah, al-Habib Munzir berdoa dan melemparkan jubahnya ke kawah. Sesaat kemudian kawah itu reda hingga kini. Kejadian ini sudah bertahun-tahun yang lalu sekitar 8 tahunan dan VCD/ -dokumentasinya disimpan di markas Majelis Rasulullah Saw. namun beliau al-Habib Munzir melarang untuk disebarkan. 7. Kisah Sang Dukun Beji Depok 1 Ketika al-Habib Munzir masuk ke wilayah Beji Depok, yang terkenal dengan sihir dan para dukun jahatnya, malam itu al-Habib Munzir mengadakan acara Maulid Nabi Saw. Keesokan harinya seorang dukun mendatangi panitia acara tersebut dan berkata “Saya ingin jumpa dengan Tuan Guru yang semalam buat Maulid di sini..!” Orang-orang yang melihat dan mendengarnya menjadi kaget, karena dia terkenal dukun jahat dan tak pernah shalat serta tak mau dekat dengan ulama pun juga sangat ditakuti. Ketika ditanya kenapa, dukun itu menjawab “Saya mempunyai 4 Jin khodam, semalam mereka lenyap, lalu Shubuh tadi saya lihat mereka para Jin khodam itu sudah pakai baju putih dan sorban dan sudah masuk Islam. Ketika kutanya kenapa kalian masuk Islam dan jadi begini?, maka Jin-jin ku menjawab “Apakah juragan tidak tahu? Semalam ada Kanjeng Rasulullah Saw. hadir di acara al-Habib Munzir, kami masuk Islam karenanya.” 8. Kisah Sang Dukun Beji Depok 2 Seorang dukun di Beji Depok yang mempunyai dua ekor macan jadi-jadian yang dipergunakan untuk menjaga rumahnya. Malam itu macan jejadiannya hilang, kemudian ia mencarinya. Ia menemukan kedua macan jadi-jadiannya itu sedang duduk bersimpuh di depan pintu masjid mendengarkan ceramah al-Habib Munzir. 9. Gangguan Jahat Menyerang Murid-murid Al-Habib Munzir Saat berapa murid al-Habib Munzir berangkat ke Kuningan Jawa Barat, daerah yang terkenal ahli santet dan jago sihirnya, maka al-Habib Munzir menepuk bahu muridnya dan berkata “Ma’annabiy...! -, berangkatlah, Rasul Saw. bersama kalian.” Maka saat mereka membaca maulid, tiba-tiba terjadi angin ribut yang mengguncang rumah itu dengan dahsyat, lalu mereka meminta kepada Allah perlindungan, dan teringat al-Habib Munzir dalam hatinya. Tiba-tiba angin ribut tersebut reda, dan mereka semua mencium aroma minyak wangi yang biasa dipakai al-Habib Munzir yang seakan lewat di hadapan mereka. Dan terdengar pula ledakan bola-bola api di luar rumah yang tak bisa masuk ke rumah itu. Ketika mereka pulang dan diceritakan semua kejadian tersebut kepada al-Habib Munzir, beliau hanya senyum dan menunduk malu. 10. Saat Al-Habib Munzir Berdakwah di Bali Saat al-Habib Munzir berkunjung ke Bali dan hendak menginap di salah satu hotel, berkatalah muslimin di sana “Habib, semua hotel penuh, kami tempatkan Habib di tempat yang dekat dengan kediaman Raja Leak Raja Dukun Leak di Bali.” Maka al-Habib Munzir membalasnya dengan senyuman pertanda setuju. Keesokan harinya Raja Leak itu, yang terkenal sangat jarang keluar dari dalam rumahnya, siang itu dia keluar dari sarangnya seraya berkata “Saya mencium wangi Raja dari Pulau Jawa ada di sekitar sini semalam.” 11. Sikap Al-Habib Munzir Terhadap Pencacinya Dulu saat ramai-ramainya berita tentang Ahmadiyyah muncul, al-Habib Munzir dicaci-maki oleh seseorang dengan sebutan Munzir Ghulam Ahmad!, dengan alasan al-Habib Munzir tidak mau ikut demo anti Ahmadiyah. Al-Habib Munzir tetap senyum dan bersabar dalam menanggapinya, beliau memilih jalan damai dan membenahi ummat dengan kedamaian daripada kekerasan. Dan al-Habib Munzir sudah memaafkan si pencaci itu sebelum orang itu meminta maaf padanya. Bahkan al-Habib Munzir saat itu menginstruksika -n agar jamaahnya jangan ada yang mengganggu si pencaci yang disebut-sebut sebagai Da’i itu. Beberapa waktu kemudian, tepatnya saat Majelis Rasulullah Saw. digelar di masjid Almakmur Tebet, al-Habib Munzir malah duduk berdampingan dengan si pencaci itu. Al-Habib Munzir tetap ramah dan sesekali bercanda dengan Da’i yang pernah mencacinya sebagai murtad dan pengikut Ahmadiyah. Alhasil masih sangat banyak kisah-kisah kemuliaan Guru Mulia al-Habib Munzir al-Musawa. Semoga dari yang secuil ini bisa dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita, mampu kita teladani akhlak luhur beliau sebagaimana yang pernah dicontohkan juga oleh Kakek beliau Rasulullah Saw. Dan semoga Allah Swt. Memanjangkan usia beliau Guru Mulia al-Habib Munzir al-Musawa dalam keadaan sehat wal afiyat. Aamiin aamiin yaa Mujiibassaailii -n. Ditulis ulang dari berbagai sumber oleh Ustadz kami, Sya’roni As-Samfuriy, 03 Rabi’ul Awwal 1434 H Kisah Unik Habib Munzir Al Musawa Saat Berguru Kepada Habib Umar Yaman Selama belajar di Yaman, beliau mempelajari Tafsir Al Qur’an, mempelajari ilmu hadits, Nahwu sharaf tata bahasa Arab, dan lain-lain, yaitu ilmu-ilmu pendukung untuk memahami ajaran agama Islam. Setelah Kembali dari Yaman, Habib Munzir kembali ke Jakarta dan memulai merintis berdakwah mendatangi rumah warga dari pintu ke pintu. Pada tahun 1998. Setelah berjalan kurang lebih enam bulan perjalanan dakwahnya, Habib Munzir mulai membuka majelis pengajian setiap Senin malam Selasa. Kemudian majelis pengajiannya itu diberi nama Majelis Rasulullah, yang mana jamaahnya terdiri dari anak-anak muda. Sewaktu Habib Munzir belajar agama Islam di Yaman itulah beliau punya pengalaman unik, yaitu beliau salah sangka terhadap seorang kakek. Nah, bagaimana ceritanya, mari kita simak langsung dari Habib Munzir berikut ini Al Habib Munzir Al Musawa “Saat saya ke Tarim Hadramaut Yaman, 1994-1998, saya duduk hadir di suatu majelis yang penuh sarat dengan para ulama kelas satu. Disana ada empat mufti, saya tidak mengenal mereka karena baru datang dari Indonesia. Karena halaqah sudah penuh padat, saya duduk di paling belakang, di sebelah saya orang-orang yang menyiapkan kopi dan suguhan untuk para hadirin. Di sebelah mereka duduk seorang sepuh bertampang biasa saja, saya mencium tangannya bukan karena apa apa, tapi karena ia sudah sepuh. Dalam hati saya membatin, bahwa dia ini bukan ulama apa apa, cuma sepuh saja, kalau dia ulama mestilah ia duduk di shaf depan atau terdepan, bukan duduk di sebelah tukang pembagi kopi dengan gelas-gelas yang ribut dan air bertumpahan kemana-mana. Selepas majelis bubar, semua orang berdesakan menyalaminya, termasuk ulama ulama sepuh yang di shaf terdepan. Saya bingung dan bertanya tanya, ini kan cuma orang sepuh yang duduk di paling belakang? Ternyata ia adalah Almarhum Syeikh Fadhl ba fadhl, pimpinan majelis para mufti di Tarim hadramaut. Ia pimpinan mufti, namun karena tawadhu’ dan merendah dirinya, ia tidak mau maju ke depan karena datang terlambat, saya jadi sangat malu…. Ringkasnya saudaraku, berhati-hati atas ustaz yang mengajar hal-hal yang mudah. Mungkin ia mengajar hal yang mudah di jamaah itu, namun mengajar hal-hal yang jauh di atas pemahaman kita di kelompok murid-murid lainnya. Kisah Unik Habib Munzir Al Musawa Saat Berguru Kepada Habib Umar Yaman Guru Mulia kita pun Habib Umar bin Hafidz pernah dan sering mencoba kedalaman ilmu muridnya. Suatu ketika dalam pelajaran faraidh ilmu waris, beliau bertanya pada murid-muridnya; “Coba hitung…, jika seorang wafat meninggalkan 3 anak pria, suami, istri, dan ayah, ayo jawab berapa masing-masing bagiannya….? Maka kami mulai meghitung cepat dan buru buru mengacung untuk menjawab, lalu ternyata jawaban kami satu pun tiada yang benar. Sambil tertawa beliau melihat kami yang kebingungan kenapa jawaban tiada yang benar?? Beliau menjawab dengan bahasa arab yang kira-kira maknanya makanya, kalau ditanya itu pikir dulu, jangan sembarang hitung dulu kesana kemari, saya kan sebutkan seorang wafat, meninggalkan sekian anak, dan meninggalkan SUAMI, dan juga ISTRI, lalu siapa dia? Kalau ia meninggalkan istri, berarti almarhum adalah suaminya, kalau ia meninggalkan suami, berarti yang wafat adalah istrinya, kalau ia meninggalkan suami dan istri, maka siapa dia? Pertanyaan ini harus direnungkan dulu sebelum dijawab…! Demikian ucapan beliau pada kami, sambil tertunduk geli kami pun tertawa dan terkecoh. Di lain waktu, Guru Mulia mengajar Nahwu dasar, ada yang memang baru kenal nahwu, ada yang sudah mendalami nahwu, ada guru-guru pakar syariah yang sangat mendalam dalam nahwu dan seluruh cabang ilmu lainnya ikut duduk saja hadir. Beliau memberi contoh fi’il Amr, kata ganti untuk perintah, hanya contoh kata saja, namun suara beliau ditekan, dan membuat murid murid senior yang sudah jauh melewati nahwu malah tertunduk menangis ketakutan…. Saya jadi bingung, ini kan pelajaran nahwu dasar, dan contoh yang diberikan hanya contoh fi’il amr, saya pun sudah tahu itu tapi diam saja karena tahu kedalaman ilmu beliau, namun kenapa para guru-guru saya yang murid beliau juga, malah menunduk dan menangis ketakutan…? Ternyata mereka mendalami makna ucapan itu, Guru Mulia mengajarkan contoh saja, kepada mereka yang masih belajar nahwu yang dasar, tapi menghantam dengan pengajaran tajam pada para senior, ucapan beliau beberapa contoh fi’il amr adalah Ikhsya’…! Ikhdha’…! Irqa’…! Dan beberapa contoh lainnya. Bagi yang pemahaman ilmu nahwunya masih dasar, mereka hanya mencatat. Tapi yang senior, menunduk ketakutan dan menangis, karena makna ucapan kalimat contoh itu adalah Ikhsya’..!khusyuklah..!!, Ikhdhah..! Tunduklah pada Allah..!!, Irqa’..! dakilah tangga keluhuran..!!. Maka para senior itu gemetar dengan kalimat kalimat itu, padahal beliau hanya memberi contoh saja pada mereka yang nahwunya di kelas dasar, tapi memberi ilmu makrifah pada yang kelas senior, dengan ucapan yang sama…. Demikian samudera ilmu.., mengajar satu cabang ilmu, namun berbeda cabang ilmu yang difahami masing masing tingkatan…. Hamba pun sering begitu, mengulang-ulang riwayat yang sama di satu majelis atau majelis yang berbeda, karena hamba tahu banyak di majelis itu yang belum jelas masalah itu dan perlu diulang. Atau hamba tahu bahwa mereka ada yang terjebak hal itu dan butuh diingatkan, maka hamba menjawabnya dengan pembahasan itu sebelum mereka bertanya, namun jika mereka menyimak, mereka akan mendapatkan jawaban atas apa yang belum mereka temukan jawabannya dari masalah mereka, sedangkan mungkin jamaah lain mengatakan kenapa kok pembahasan ini diulang lagi. Sumber Majelis Rasululah SAW Demikian Kisah Unik Habib Munzir Al Musawa Saat Berguru Kepada Habib Umar Yaman. Semoga bermanfaat. Silahkan tonton video berikut

kisah karomah habib munzir